PLPG Tahun 2017

PLPG #Day 9: Latihan Peer Teaching

Posted on Updated on

Hari ke-9 PLPG Tahun 2017 Tahap V di Hotel Ommaya adalah waktunya latihan peer teaching. Kali ini, rombel 2 dibagi menjadi 3 kelompok peer teaching. Satu kelompok peer teaching terdiri dari 10 orang. Saya masuk di kelompok 4.

Pelaksanaan latihan peer teaching sudah tidak bertempat di kelas rombel seperti hari ke-1 sampai dengan hari ke-8 kemarin. Kelompok peer teaching 4 berada di sebuah kamar hotel yang di-setting sedemikian rupa  untuk kelas peer teaching.

Exif_JPEG_420
Pak Budi sedang mengajar.

Saya memilih KD (Kompetensi Dasar) tentang announcement untuk latihan peer teaching. Saya sudah menyiapkan materi dan media pembelajaran sebelum pelaksaan peer teaching. Namun, saya belum menyelesaikan media untuk listening. Audio untuk listening saya adalah sebuah pengumuman di dalam pesawat yang disampaikan oleh seorang pramugari. Tidak mungkin saya mengisi suara perempuan untuk audio itu. Sehingga saya memutuskan untuk minta bantuan teman, ibu guru 1 kelompok peer teaching, untuk merekan suaranya dan tentunya saya sudah menyiapkan script-nya. Alhamdulillaah saya dapat bantuan dari Ibu Erna, teman 1 kelompok peer teaching. Saat latihan peer teaching akan dimulai, audio listening sudah ready. Saya sangat berterima kasih kepada beliau.

Instruktur yang memandu latihan peer teaching ini adalah Ibu Koesoma Ratih. Beliau yang kemarin mendampingi kelas saya. Beliau menawarkan urutan latihan peer teaching. Urut sesuai dengan nomor absen, diundi, atau siapa yang sudah siap bisa duluan. Teman-teman memutuskan sesuatu nomor absen.

Nomor absen saya adalah 7 di kelompok 4 ini. Urutan nomor 1 adalah Ibu Erna yang tadi saya mintai bantuan merekam audio untuk listening. Beliau menyampaikan belum siap karena media untuk latihan peer teaching belum digandakan/difotokopi. Kemudian Ibu Ratih menawarkan kepada peserta siapa mau jadi yang pertama. Saya mengambil kesempatan itu. Saya berfikir yang pertama itu yang terbaik dan bisa jadi contoh buat teman-teman serta teman-teman masih fokus saat mengikuti peer teaching. Sehingga kalau ada kekurangan pada saya dalam mengajar akan kelihatan dan saya akan mendapatkan koreksi yang jelas.

Benar saja, teman-teman fokus sekali memperhatikan cara saya mengajar dan saya mempunyai kekurangan yang tidak saya sadari. Koreksi instruktur untuk saya adalah, “not too much use Indonesian. It is English class. At least 60%. 40% Indonesian.”

Exif_JPEG_420
Semuanya butuh listrik.

Selesai saya latihan peer teaching barulah urut nomor dari 1, 2, 3, dan seterusnya. Saat pura-pura menjadi peserta didik, saya sambil menyelesaikan RPP saya untuk penilaian peer teaching yang belum saya selesaikan. Jadi, hari ini saya mengambil urutan pertama agar tidak terlalu lama fokus ke latihan peer teaching. Saya bisa fokus untuk memaksimalkan penilaian peer teaching besok pagi.

Cerita di atas adalah catatan harian saya saat mengikuti PLPG pada hari ke-9, hari Rabu, tanggal 29 November 2017.

PLPG #Day 8: Menyusun RPP untuk Peer Teaching

Posted on

Tak terasa sudah 2/3 perjalanan PLPG Tahun 2017 Tahap V di Hotel Ommaya ini. Ada suasana yang santai, ada yang lucu, dan ada yang menegangkan.

Hari ke-8 PLPG ini, kelas kami dipandu oleh 2 instruktur, yaitu Pak Zainal Arifin dan Ibu Koesoma Ratih. Beliau berdua mendampingi dan membimbing kelompok kami ber-29 untuk menyusun RPP 1 KD (Kompetensi Dasar). Kelas kami dibagi menjadi 2 kelompok. Nomor absen 1-15 dipandu dan dibimbing oleh Ibu Ratih. Nomor absen 16-29 dipandu dan dibimbing oleh Pak Arif.

IMG-20171211-WA0011
Pak Budi, teman satu kelompok saya, sedang presentasi.

Instruktur menjelaskan bahwa peserta boleh melanjutkan untuk menyelesaikan RPP yang dibuat pada pertemuan kemarin atau membuat RPP baru.

Saya memilih untuk melanjutkan dan menyempurnakan RPP yang saya susun kemarin karena RPP yang saya susun kemarin belum sempurna, menurut saya.

Setelah istirahat kedua, masuk sesi ketiga, ada informasi dari instruktur bahwa RPP yang digunakan untuk latihan peer teaching dan penilaian peer teaching harus berbeda. Saya shock karena RPP saya baru satu. Beruntunglah teman-teman yang tadi memutuskan untuk membuat RPP yang berbeda untuk hari ini. Sehingga teman-teman sudah punya 2 RPP.

Setelah RPP pertama selesai dan disahkan oleh instruktur dan mendapat penilaian bagus, saya mulai membuat RPP dengan KD yang berbeda. Sampai dengan berakhirnya sesi ke-4, sesi terakhir hari ini. Saya belum mampu menyelesaikan RPP kedua. Alhasil, saya punya PR untuk menyelesaikan RPP kedua ini. Padahal saya mempersiapkan untuk latihan peer teaching besok pagi.

Dari kejadian ini, saya dapat mengambil pelajaran antara lain: pertama, sebagai guru/pendidik hendaklah memberikan instruksi yang jelas dan utuh di awal waktu. Kalau informasi itu tidak jelas dan tidak utuh bisa berakibat seperti yang saya alami di atas. Seandainya instruktur saya tadi menyampaikan kalau RPP untuk latihan peer teaching dan penilaian peer teaching harus berbeda maka saya akan membuat RPP baru, yang berbeda dengan RPP yang disusun kemarin. Karena di awal sesi tadi pagi, istruktur mengijinkan untuk melanjutkan penyusunan RPP yang kemarin. Kedua, perfection makes satisfaction. Statement ini tidak benar sepenuhnya. Statement ini belum selesai. Seharusnya berlanjut dengan Satisfaction needs hard efforts. Ini yang saya alami karena saya mengejar kesempurnaan RPP karena saya akan puas. Namun, itu harus diperjuangkan. Saya harus lembur di kamar menyelesaikan RPP kedua.

PLPG #Day 7: Istilah “Item” Muncul di RPP

Posted on

“RPP itu disusun per item.” Inilah statement yang disampaikan oleh salah satu instruktur kelas kami di hari ke-7 PLPG Tahun 2017 Tahap V di Hotel Ommaya.

ommaya-hotel

Sontak, teman-teman peserta satu kelas PLPG saling memandang dan ada yang langsung mengacungkan tangan untuk bertanya. Ada yang bertanya begini, “Bu, maksudnya item itu per KD?”

Ibu Rini, instruktur yang mengungkapkan statement tadi, menjawab, “Bukan per KD, tapi per item.”

Kami bingung karena yang dipahami oleh kami, peserta PLPG ini, adalah RPP itu disusun per KD (Kompetensi Dasar). Yang diminta KD itu apa, goal-nya apa pada KD itu harus diselesaikan dalam 1 RPP. Di dalam RPP, terdapat langkah-lagkah pembelajaran, media, metode, hingga penilaian itu untuk mencapai goal dari KD itu. Ini adalah berdasarkan diskusi 1 hari yang lalu.

“Item itu adalah pokok permasalahan dalam 1 KD. Kalau dalam 1 KD itu terdapat 2 pokok permasalahan, maka 1 KD tersebut dibuat dalam 2 RPP yang berbeda.”

Setelah mendapatkan penjelasan dari Ibu Rini cukup lama, kami akhirnya paham dengan istilah “item” menurut beliau.

Kemudian, kami diminta untuk duduk di kursi yang ditata melingkar di pinggir kelas urut sesuai dengan nomor absen dan mulai berlatih menyusun RPP sesuai dengan jenjang pendidikan masing-masing tempat peserta PLPG mengajar.

Satu hari ini, targetnya adalah menyusun 1 RPP untuk dikonsultasikan dengan instruktur apakah peserta PLPG bisa menyusun RPP dengan baik dan benar. Apabila ada kekurangan dalam menyusun RPP, instruktur akan memberikan koreksi dan masukan agar RPP disusun dengan benar.

Hal-hal lucu selama 7 hari PLPG puncaknya terjadi pada hari ini. Kami tidak menyangka instruktur akan memberikan respon seperti ini. Beliau tertawa seperti tertawanya orang mendengar atau melihat sesuatu yang lucu. Salah satu teman kami bertanya kepada instruktur dan direspon dengan tertawa dan menyampaikan bahwa “mosok” seperti itu masih ditanyakan. Saya percaya bapak/ibu sudah mengajar lama. Bapak/ibu bisa menentukan sendiri mana yang tepat. Karena kami tidak mengira akan mendapat respon tawa dari instruktur dan kami kaget sehingga kami satu kelas pun ikut tertawa. Tertawa ganda. Tertawa karena respon instruktur dan tertawa karena pertanyaan dari teman kami.

Menurut saya, tertawanya beliau tidak pada tempatnya. Tidak menunjukkan profesionalisme seorang instruktur. Walaupun tawanya memberikan hiburan bagi kami peserta PLPG. Namun, tawanya berlebihan. Tawanya berulang lebih dari 3 kali.

Pada sesi terakhir, RPP yang sudah selesai disusun untuk dikonsultasikan kepada instruktur dan mendapatkan koreksi serta masukan apabila ada kekurangannya dan bisa digunakan untuk latihan peer teaching pada hari ke-9.